Sabtu, 24 Desember 2011

the Important Components of paragraph

          Writing is a skill which should be possessed by the people in occupation. They usually perform their writing almost daily. Writing is a skill that people in all walks of life must perform almost the day (Oshima and Houge,1991:xiii). It means that learning and practicing how make a good writing is required. A good writing in English requires two parts, good grammar and good organization with the result that writing can not be just written at random or by only following the ideas. The writers should elaborate the organized and structured ideas and consider the writing components. According to the Harris (1969:69), the components of writing are classified into five, that is, content, grammar, style, and mechanics. To achieve a good writing, the writers should comply with each component and do the writing process by using four steps: prewriting (getting ideas and organizing them), (2) drafting, (3) developing sentence in each paragraph, and (4) revising. Paragraph is the component forming a writing. Paragraph constitutes a basic unit of organization in writing. Paragraph also has major part, they are, topic sentence, supporting sentence, concluding sentence and the addition unity and coherence.

I’m waiting for the next dating . . .

            Drrrr.. drrrtt.. HP bentuk tempe penyet yang ada digenggaman Ara bergetar, rupa-rupanya ada sms masuk.
“ Ra. . .” tulis dalam pesan singkat tersebut. SMS ini datang dari Ari kakak angkatan Ara yang sejak 5 bulan terakhir ini gemar SMS-an dengan Ara. 
“ Iya, what’s wrong, do u wanna share something?” balas ara sumringah.
Gaya SMS-an Ara memang selalu dicampur dengan Bahasa Inggris bukan bermaksud sok gaul tapi karena tuntutannya sebagai seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris yang harus mengaplikasikan ilmunya dalam setiap kesempatan. SMS berlanjut membahas hal-hal yang tidak penting atau mungkin sesuatu yang dipenting-pentingkan agar Ara bisa lebih intensive komunikasi dengan Ari, sang kakak angkatan yang dianggapnya memang sosok yang uncommon dan luar biasa ini.
            Sejauh ini, hubungan mereka yang terliat biasa-biasa saja selayaknya hubungan pertemanan antara senior dan junior lainnya. Tak ada kata-kata special yang diucapkan baik dari Ari maupun Ara, tak ada pembicaraan yang khusus dan serius dari hati ke hati, semua terlihat datar dan biasa-biasa saja. Namun, sebenarnya Ara menyimpan segumpal rasa yang bergejolak di dalam dadanya.
It’s like a chocolate without sugar and milk” gumam Ara sendirian di dalam kamar sambil senam jari SMS-an sama sang Kakak ini. Hatinya begitu bergejolak ketika mulutnya selalu tak bisa menyampaikan apa yang sebenarnya ada di dalam hatinya. Yah, seperti yang dia katakan tadi coklat tanpa gula dan susu, PAHIT.
***

Rabu, 09 November 2011

Argumentation ESSAY

Naturalizing Football Player is colonization


Indonesian National Team usually possesses eleven starters and eleven reserve players.  They are the elected Indonesian football players coming from various regions of Indonesia. But in 2010 for the first time, Indonesian Football Association (PSSI) called the youths living abroad, have been being Indonesian decline also having an extraordinary talent in playing football to provide the Indonesian National team. The government gives special treatment by naturalizing and encouraging double passport for them. In present, Indonesian Football Association (PSSI) carries out the same action in Junior National team. Whereas, calling the decline players do not solve the exactly problem in national team even it may cause new problems such as filling in a chance for the truth Indonesian, it will not solve the exactly problem in national team and lowering the prestige of the Nation.

AUTOBIOGRAPHY

I was born in Sleman, Yogyakarta, September 21st 1990. I live in a village which still had a lot of local policies. I grow in the plain family with two older brothers. My father is a civil servant but he had died when I was in grade 6th of elementary school. Because of that, I only have single parent that is my lovely mother. My mother is an entrepreneur, actually she sells all kinds of clothes in Kranggan Market. My brothers had worked. My first brother had got married and had two children.
My boyhood was spent for studying, playing and several activities which was suggested by my parents such as TPA, joining in dancing course etc. Playing kite and hide and seek became my favorite activities. Although I am a female but I like to play those. Formerly, My family always said that I was the hyperactive and naughty kid because I always made unpredictable problems like ordering to buy anything without considering time and place, crying every morning when the breakfast or the clothes (uniform) are inappropriate with my longing and many more. In the other head, my academic score was almost perfect. I often got 1st rank in my class.
In the teenagers phase, a lot of things changed after my father died. My mother hadn’t been ready leading my family, so there were many problems in early time after of my father’s death. At that time, I hadn’t been able to think about life, motivation, efforts etc. I just knew about where I should hang out, when I will get the money and how I can get a good score. I hardly thought about my mother’s burdens for taking care her children and standing alone financially. In truth, it became the most difficult phase in my life because I was like a chick lost the mother.

Senin, 07 November 2011

KUTITIP RINDUKU UNTUK AYAH…

                Sepeda motor merah yang sedikit menderita karena kekejaman sang empunya yang membiarkannya tak beristirahat sepanjang bulan berhenti tepat di depan rumah mewah bagi orang-orang yang hidup 30 tahun yang lalu. Matahari belum turun pertanda hari masih senja, aku sedikit lega karena akhirnya dapat melihat rumah tanpa menggunakan lampu. Hari ini untuk kali pertamanya dalam seminggu aku pulang sore. Seperti yang sudah-sudah dilakukan sepulang menuntut ilmu dan berkegiatan, aku melempar tas di atas kumpulan kapuk yang terajut indah. Merabahkan tubuh yang teramat lelah karena seharian mondar mandir mengelilingi jalanan hijrah dari satu tempat ke tempat lain untuk menunaikan tugas. Senang sekali rasanya bisa beristirahat menyaksikan udara sore hari di rumah.
                Tak lama aku teringat, hari ini aku membawa buku yang telah lama kuinginkan. “Melukis Pelangi” begitu judulnya, karya seorang seleb muda bernama Oki Setiana Dewi. Tak tahu apa yang istimewa dengan buku ini tapi dari dulu ingin sekali membacanya, mungkin karena aku mengerti bahwa buku ini adalah catatan hati seorang perempuan yang berjuang menembus kerasnya kehidupan. Beberapa halaman kubaca,belum kutemukan sesuatu yang istimewa lalu aku menemukan satu halaman yang memuat satu gambar yang teramat ku benci, yaa Foto Keluarga. Foto yang menggambaran betapa harmonis dan membahagiakann ketika bisa berapa di tengah ayah ibu dengan senyum yang mengembang. Jangankan dengan baju mewah, kursi baguas, difoto dengan kamera mahal atau di studio professional, dengan alat dan kondisi seadanyapun aku tak dapat melakukannya. Bukan maksud membenci gambar demikian pertanda aku dengki dengan kebahagiaan yang mereka miliki. Namun, aku benci karena aku tak kuasa menahan tangis ketika aku melihat orang-orang berfoto KELUARGA dengan penuh senyum. 21 tahun udara di dunia kuhirup, dan selama itu pula belum pernah aku abadikan kebersamaanku dengan Ayah Ibu dan kedua Kakakku. Mungkin itu bukan sesuatu yang penting, namun menjadi penting ketika kini aku sama sekali tak dapat melakukannya.

Minggu, 09 Oktober 2011

Hadiah untuknya yang bersabar dan istiqomah

Hari ini.. Ada yang berbeda dengan peringai wajahku.. Tak berseri tak juga kusut tp ada yg tersirat dlm guratan dahi dan mataku... Berangkat menuntut ilmu dengan energi pas-pasan krn baru saja sakit... Tak ada yg istimewa di dalam kelas..merintih karena tak ada sesuap nasi yg mengganjal lambung dan kepala yg terasa begitu berat ditambah mendengarkan kultum(kuliah seratus menit) yg teramat memberatkan..:(
hari berjalan seperti biasanya tak ada yang istimewa.. Bru bbrp menit keluar kelas, bertemulah dengan kawan yg bersiap mengajak untuk menengok warung sebelah... Lalu pembicaran dimulai dengan pertanyaan.. Bagaimana dengannya...?.. Diskusi berlasung asyik,tidak begitu alot karena kita menuju pd satu kesimpulan yang sama yaitu 'menyerah' dan tak mau menjadi bagian yang tersakiti oleh harapan.. Diujung diskusi yang menceritakan pengalaman tidak mengasyikan menjadi seorang 'secret admire' itu ditarik kesimpulan.. Marilah kita memberi cinta,kasih dan sayang kita scr ikhlas kpd siapapun tak perlu mengharap, lalu jika kita menginginkan yg baik maka jdilah yg baik terlebih dahulu.. Waktu dan tugas mengharuskan kita mengakhiri diskusi itu. Lalu berjalanlah q untuk menghadap Tuhanku dan bertemu dgn kaka seperjuangan yg lama tak kutemui senyumnya...

Sabtu, 26 Februari 2011

melakukan hal yang hebat

hidup memang terkadang sangat rumit dijelaskan. rencana - rencana manusia yang banyak baik yang rasional maupun irasional terkadang membuat manusia itu menjadi pribadi yang unpredictable. Maksud saya adalah katika seseorang membuat suatu perencanaan yang imajinatif ataupun sangat realistis, sering kali kita melupakan bahwa Tuhan punya rencana yang lebih dahsyat dari rencana kita sekalipun itu menyakitkan. 
baru-baru ini saya sedang merasakan betapa rahasia Allah itu sangat mengagumkan walaupun sebenarnya dulu sangat menyakitkan. Butuh banyak waktu untuk menghapus kesedihan dan mengambil hikmah dibalik duka. Waktu ya waktu,, butuh waktu untuk menemukan jawaban, butuh waktu untuk mengambil hikmah dari sebuah kegagalan dan butuh waktu untuk mensyukuri nikmat yang tersembunyi dibalik duka panjang yang menyelimuti hari-hari kita.Kawan-kawan coba hitung berapa banyak umpatan kita pada hambatan-hambatan kita mengarungi kehidupan, berapa banyak doa kita yang dulu pernah kita panjatkan dan belum dijawab hingga sekarang, berapa banyak keluhan-keluhan kita yang sia-sia. setelah saya renungkan... semua itu hanya akan membawa kita ke jurang kegagalan. 

Waktu itu mahal harganya, labih mahal dari emas dan perak. waktu tidak akan pernah kembali ketika sudah kita tinggalkan, waktu tidak akan mau diminta untuk pulang dia hanya mau berjalan ke depan tanpa peduli kesalahan-kesalahan yang ada di belakang. 
Jika Ahmad Dahlan diumurnya ke-20 sudah mampu mengubah arah kiblat dengan kematangan ilmunya. diumur kita(saya 21 tahun) apa yang bisa kita lakukan untuk diri kita , orang tua kita, keluarga kita dan lingkungan di tempat kita berada?. saya mengutip kata Pelatih Karawitan saya, beliau selalu berpesan "bertanyalah apa yang bisa kita lakukan untuk institusi kita ini, jangan bertanya apa yang bisa institusi ini kita berikan kepada kita " (Sutriswaya:2006). tidak ada perjuangan yang sia-sia, mungkin kita belum merasakan h
asil perjuangan kita sekarang tapi nanti 1, 2 tahun ke depan bahkan 10 atau 20 tahun yang akan datang. 

sukses adalah perjuangan, mulai dari memperjuangkan untuk tidak menyianyiakan waktu dan melakukan hal yang hebat dan bermanfaat. [RisvitaR:260211]


Sabtu, 19 Februari 2011

PSSI yang malang

Hari ini Rabu, 19 Februari 2011 tepatnya pukul 17.00  diumumkan hasil verivikasi berkas Balon (Bakal Calon)Ketua Umum PSSI pada periode kepengurusan 4 tahun mendatang. Ada 4 nama yang mengajukan diri Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro. dan ternyata yang llos adalah Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. seketika saya meradang dan mengumpat di depan TV, What's the hell??. sebenarnya Sudah diprediksi sejak awal bahwa akan ada konspirasi pada seleksi ketum PSSI ini. sudah menjadi rahasia umum jika NH adalah manusia yang sangat hebat dan "berjasa" di kancah persepakbolaan indonesia. Beliau mempunyai banyak kelebihan dalam hal loby dan kedekatannya dengan FIFA (Link Internasional) namun lebih banyak kurangnya dalam hal perbaikan dan kepemimpinannya di TUbuh PSSI. sedangkan Nirwan Bakrie adalah pengusaha yang memang konsen sekali di dunaia olahraga khususnya sepakbola. mereka seolah sudah mendesign pemilihan ini sedemikian rupa sehingga apa yang diinginkan dapat terwujud.
saya hanyalah satu dari jutaan suporter bola yang kecewa. kami adalah rakyat yang seharusnya di dengar aspirasinya. tidaklah mereka (terkhusus NH) berkaca dan kemudian merefleksi apa yang sudah dia lakukan untuk sebuah perbaikan... menaturalisasi pemain asing? meloby Tim - tim tangguh untuk Friendly match dengan TIMNAS? . bandingan dengan suporter-suporter yang telah berpeluh keringat bahkan darah untuk memperjuangkan kemunduran rezimnya... tidakkah semua itu di dengar, apakah kurang jelas kekurangan-kekurangan yang ada. dan kemana pajabat yang berwajib membiarkan semua kacau... 
(Vita, 19022011)